PKB
Pesta Kesenian Bali
PKB (Pesta Kesenian Bali) adalah salah satu acara budaya yang diadakan setahun sekali di Bali, Indonesia. Pesta Kesenian Bali merupakan perayaan seni dan budaya yang penting di pulau Bali dan telah menjadi salah satu festival seni terbesar di Indonesia.
PKB biasanya berlangsung selama beberapa minggu, dengan berbagai jenis pertunjukan seni tradisional Bali yang dipentaskan di berbagai lokasi di seluruh pulau. Acara ini melibatkan ribuan seniman dan peserta dari seluruh Bali, serta menarik banyak wisatawan lokal maupun internasional.
Selama PKB, Anda dapat menikmati berbagai jenis pertunjukan seni Bali seperti tarian tradisional Bali seperti Kecak, Legong, Barong, dan Joged Bumbung. Selain itu, juga terdapat pertunjukan gamelan Bali, wayang kulit, drama musikal, dan pertunjukan seni rupa.
PKB juga menjadi platform bagi para seniman lokal untuk memamerkan karya-karya mereka, seperti lukisan, ukiran, kerajinan tangan, dan produk-produk seni lainnya. Anda dapat mengunjungi berbagai pameran seni dan bazar yang menjual berbagai barang seni tradisional Bali.
Selain pertunjukan seni, PKB juga menampilkan kegiatan lain seperti seminar, lokakarya, dan kompetisi seni. Ini memberikan kesempatan kepada seniman muda untuk belajar dan berbagi pengetahuan dengan para ahli seni Bali.
PKB tidak hanya menjadi ajang perayaan seni dan budaya, tetapi juga menjadi bagian penting dalam melestarikan warisan seni Bali dan mempromosikannya kepada masyarakat lokal dan wisatawan. Acara ini merupakan wadah untuk memperkuat identitas budaya Bali dan meningkatkan kesadaran akan kekayaan seni tradisional Bali.
Sebagai acara tahunan, tanggal dan detail terkait PKB dapat berubah dari tahun ke tahun. Jadi, disarankan untuk memeriksa informasi terkini tentang PKB Bali dari sumber yang terpercaya jika Anda berencana menghadiri acara tersebut.
Ini adalah cuplikan video PKB yang kami dapat dari instagram balikami :
Ini dia cuplikan pertunjukan yang diadakan di pkb :
@balikami.com Baleganjur Duta Kota Denpasar #pestakesenianbali #pkb2023 #baleganjurpkb ♬ original sound - balikami.com
CFD
Car Free Day
Car Free Day di Denpasar Renon adalah sebuah acara yang diadakan secara rutin di Denpasar, ibu kota provinsi Bali, Indonesia. Pada setiap hari Minggu pagi, jalan-jalan di kawasan Renon ditutup untuk kendaraan bermotor dari pukul 06.00 hingga 10.00 pagi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari kendaraan bermotor, sehingga masyarakat bisa menikmati beragam kegiatan di jalan-jalan tersebut tanpa gangguan lalu lintas.
Berikut adalah beberapa informasi dan fakta menarik tentang Car Free Day di Denpasar Renon:
1.Lokasi Acara: Car Free Day di Denpasar Renon berlangsung di sepanjang jalan-jalan utama di kawasan Renon, termasuk di sekitar Monumen Bajra Sandhi dan Lapangan Puputan Renon. Kegiatan ini memberi kesempatan bagi warga dan wisatawan untuk berjalan-jalan, bersepeda, berolahraga, atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan selama acara.
2.Aktivitas dan Kegiatan: Selama Car Free Day, banyak aktivitas dan kegiatan yang diadakan untuk menghibur peserta. Beberapa kegiatan yang biasanya tersedia termasuk senam massal, zumba, aerobik, yoga, bersepeda, dan atraksi budaya. Selain itu, ada juga stan makanan dan stan informasi dari berbagai organisasi dan komunitas.
3.Kesehatan dan Olahraga: Car Free Day di Renon merupakan kesempatan yang baik bagi masyarakat untuk meningkatkan kesehatan fisik dengan berolahraga secara santai. Banyak peserta yang berjalan-jalan, bersepeda, atau berpartisipasi dalam kegiatan fisik lainnya untuk meningkatkan kebugaran.
4.Lingkungan yang Bersih: Dengan tidak ada kendaraan bermotor yang beroperasi selama acara ini, Car Free Day juga berkontribusi pada kebersihan lingkungan. Ini memberikan kesempatan bagi petugas pembersih kota untuk membersihkan jalan-jalan dengan lebih efisien.
5.Promosi Pariwisata: Car Free Day di Renon juga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Wisatawan yang mengunjungi Denpasar saat acara ini berlangsung dapat ikut serta dalam kegiatan dan menikmati suasana yang unik di kota ini.
6.Dukungan Masyarakat: Acara Car Free Day di Denpasar Renon mendapatkan dukungan yang kuat dari masyarakat. Masyarakat dan komunitas setempat aktif berpartisipasi dan turut mendukung keberlangsungan acara ini.
Car Free Day di Denpasar Renon adalah inisiatif yang baik untuk mengurangi polusi udara dan menciptakan ruang terbuka bagi masyarakat untuk berolahraga dan bersosialisasi. Ini juga menjadi contoh yang positif bagi kota-kota lain untuk mengadopsi konsep serupa guna meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Ini adalah Cuplikan keadaan CFD yang kami dapatkan dari tiktok Balikami :
@balikami.com Car Free Day (CFD) bagi mimin : 20% olah raga, 40% cuci mata, 60% kulineran.. ada yg sama kek mimin ga ?
♬ Cooking Time - Lux-Inspira
Pengerupukan
Pawai Ogoh-Ogoh
Pengerupukan adalah istilah dalam budaya Bali yang merujuk pada malam sebelum Hari Raya Nyepi, yaitu perayaan Tahun Baru Saka Bali yang jatuh pada tanggal baru bulan Caka (Bali). Pengerupukan biasanya terjadi pada malam bulan baru Caka, yang merupakan hari terakhir dalam tahun Saka Bali.
Berikut adalah beberapa informasi tentang tradisi Pengerupukan di Bali:
1.Ritual Melasti: Sebelum Pengerupukan, umat Hindu di Bali melakukan ritual Melasti di pantai atau sumber air suci. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan dan menyucikan diri dari dosa-dosa, serta untuk membersihkan patung-patung dewa yang akan dibawa dalam prosesi Pengerupukan.
2.Prosesi Ogoh-ogoh: Salah satu bagian paling menarik dari Pengerupukan adalah prosesi Ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh adalah patung besar yang terbuat dari bahan ringan seperti bambu dan kertas. Patung-patung ini menggambarkan makhluk mitos atau sosok-sosok jahat dalam kepercayaan Hindu.
3.Upacara Persembahan: Sebelum prosesi dimulai, patung Ogoh-ogoh dipamerkan di depan masyarakat, dan kemudian diberkati dengan persembahan dari masyarakat. Prosesi ini biasanya diiringi dengan musik dan tarian tradisional.
4.Tarian dan Pertunjukan: Di beberapa desa, selain prosesi Ogoh-ogoh, ada juga pertunjukan tarian atau teater yang diadakan sebagai bagian dari perayaan Pengerupukan. Pertunjukan ini menampilkan cerita mitos dan epik yang berhubungan dengan tema pembersihan dan kemenangan atas kejahatan.
5.Penghancuran Ogoh-ogoh: Setelah prosesi Ogoh-ogoh selesai, patung-patung ini akan diarak keliling desa sebelum akhirnya dihancurkan oleh masyarakat. Penghancuran Ogoh-ogoh melambangkan pemusnahan kejahatan dan kekuatan jahat yang ada dalam diri manusia.
6.Nyepi: Setelah Pengerupukan, pada tanggal baru bulan Caka, diadakan perayaan Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka Bali. Pada Hari Raya Nyepi, selama 24 jam, orang-orang di Bali mengamalkan austeritas total, dengan berpuasa, berdoa, dan menjaga keheningan.
Tentu, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang tradisi Pengerupukan di Bali:
1.Perayaan Malam Sebelum Hari Raya Nyepi: Pengerupukan adalah perayaan yang dilakukan pada malam terakhir sebelum Hari Raya Nyepi. Malam Pengerupukan merupakan malam kegembiraan dan semangat dalam budaya Bali, di mana masyarakat bersatu untuk membersihkan diri dari dosa dan kejahatan.
2.Ogoh-ogoh yang Menakjubkan: Salah satu poin utama dari Pengerupukan adalah prosesi Ogoh-ogoh, di mana patung-patung raksasa dan menakutkan dibuat dengan sangat detail dan kreativitas. Ogoh-ogoh menggambarkan makhluk mitos atau sosok-sosok jahat dalam kepercayaan Hindu.
3.Menghancurkan Ogoh-ogoh: Setelah prosesi Ogoh-ogoh selesai, patung-patung ini dihancurkan sebagai simbol pemusnahan kejahatan dan kekuatan jahat yang ada dalam diri manusia. Proses penghancuran ini disebut sebagai "Ngrupuk" yang artinya menghancurkan.
4.Momen Kebersamaan: Pengerupukan menjadi momen yang berarti bagi masyarakat Bali karena mereka bersatu dan bersama-sama merayakan perayaan ini. Seluruh desa ikut berpartisipasi dalam prosesi Ogoh-ogoh dan acara-acara perayaan lainnya, menciptakan rasa persatuan dan kebersamaan.
5.Kreativitas dan Inovasi: Proses pembuatan Ogoh-ogoh melibatkan kreativitas dan inovasi dari masyarakat Bali. Para seniman lokal berusaha untuk membuat patung-patung ini semakin menakjubkan dan unik setiap tahunnya.
6.Pengunjung Wisata: Acara Pengerupukan di Bali juga menarik banyak pengunjung wisatawan dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan perayaan budaya yang unik ini. Pengunjung dapat merasakan atmosfer semarak dan penuh semangat dari perayaan ini.
7.Persiapan Sebelum Nyepi: Selain menyaksikan Pengerupukan, kunjungan ke Bali sebelum Hari Raya Nyepi juga memberi kesempatan bagi wisatawan untuk merasakan suasana unik di pulau ini saat masyarakat bersiap-siap untuk mengamalkan austeritas total pada Hari Raya Nyepi.
Pengerupukan adalah momen yang dinanti-nantikan oleh masyarakat Bali setiap tahunnya, karena menggambarkan nilai-nilai kebersamaan, keberanian untuk menghadapi kejahatan, dan perayaan dalam budaya Hindu. Acara ini memberikan gambaran tentang kekayaan budaya dan spiritualitas di Bali, dan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung yang hadir saat perayaan berlangsung.
Pengerupukan adalah momen yang penting dan bersemangat dalam budaya Bali, di mana masyarakat merayakan kesucian, membuang kejahatan, dan menyambut awal tahun baru Saka. Tradisi ini menunjukkan kekayaan budaya dan kepercayaan agama Hindu di Bali dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyaksikan upacara budaya yang unik dan berwarna-warni.
Ini adalah cuplikan kemeriahan pengerupukan yang kami dapatkan dari tiktok Balikami :
@balikami.com METAKSU😍🔥 Ogoh-Ogoh karya dari Banjar Gemeh Denpasar #ogohogoh #gemeh #nyepi ♬ original sound - balikami.com
Festival Layangan
Bali Kite Festival
Festival Layangan atau "Bali Kite Festival" adalah acara tahunan yang populer di Bali, Indonesia. Acara ini merupakan perayaan tradisional di mana berbagai kelompok dan komunitas dari berbagai daerah di Bali berpartisipasi dalam pertunjukan layangan yang spektakuler.
Berikut adalah beberapa informasi tentang Festival Layangan di Bali:
1.Waktu Acara: Festival Layangan biasanya diadakan pada bulan Juli hingga Agustus setiap tahun. Tanggal pasti acara dapat berubah dari tahun ke tahun, jadi disarankan untuk memeriksa jadwal resmi sebelum merencanakan kunjungan Anda.
2.Tempat: Festival Layangan biasanya diadakan di daerah Padang Galak, Sanur, yang terletak di pantai timur Bali. Namun, ada juga beberapa lokasi lain di Bali yang mungkin menjadi tuan rumah festival ini.
3.Pertunjukan Layangan: Peserta festival datang dengan berbagai jenis layangan yang kreatif dan berwarna-warni. Layangan-layangan ini sering dihiasi dengan motif-motif tradisional Bali, termasuk tokoh-tokoh mitologi, binatang, dan desain artistik lainnya.
4.Lomba dan Kompetisi: Festival ini juga mencakup berbagai lomba dan kompetisi, di mana peserta bersaing untuk memenangkan penghargaan dalam kategori-kategori tertentu, seperti ukuran, desain, dan kreativitas layangan.
5.Budaya dan Tradisi: Festival Layangan bukan hanya acara hiburan semata, tetapi juga menjadi perayaan budaya dan tradisi masyarakat Bali. Acara ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk mempertunjukkan seni dan keterampilan mereka dalam membuat dan mengendalikan layangan.
6.Pengunjung: Festival Layangan di Bali menarik banyak pengunjung lokal dan turis dari berbagai belahan dunia. Mereka datang untuk menyaksikan pertunjukan layangan yang memukau dan merasakan suasana budaya Bali yang kental.
Festival Layangan di Bali adalah salah satu acara budaya yang menarik dan unik. Jika Anda berkunjung ke Bali pada bulan Juli hingga Agustus, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan keindahan layangan berwarna-warni yang menghiasi langit Pantai Sanur. Acara ini memberikan pengalaman yang mengesankan tentang seni, budaya, dan tradisi masyarakat Bali.
Festival Layangan atau "Bali Kite Festival" memiliki sejarah yang panjang dan berakar dalam kebudayaan masyarakat Bali. Sejarah festival ini terkait dengan tradisi layangan yang telah ada di Bali selama berabad-abad sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan budaya masyarakat setempat.
Ada beberapa teori tentang asal usul Festival Layangan di Bali:
1.Tradisi Ritual dan Pertanian: Salah satu teori menyatakan bahwa layangan pertama kali digunakan oleh masyarakat Bali dalam konteks ritual dan pertanian. Layangan digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan para dewa dan leluhur, serta untuk memohon kelimpahan panen dan kesuburan pertanian. Tradisi ini berkembang seiring waktu dan akhirnya menjadi acara budaya dan festival yang lebih besar.
2.Perayaan Musim: Teori lain menyatakan bahwa Festival Layangan awalnya berfungsi sebagai perayaan untuk menyambut datangnya musim tertentu, seperti awal musim angin. Layangan digunakan untuk merayakan kedatangan angin yang cocok untuk menerbangkan layangan. Perayaan ini berkembang menjadi acara budaya dan tradisional yang diadakan setiap tahun.
3.Peringatan Pahlawan: Beberapa sumber menyebutkan bahwa Festival Layangan juga dapat dihubungkan dengan peringatan para pahlawan Bali yang berjuang melawan penjajah pada masa lampau. Layangan dianggap sebagai simbol keberanian dan semangat perlawanan, sehingga festival ini menjadi wadah untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan tersebut.
Seiring berjalannya waktu, tradisi menerbangkan layangan berkembang menjadi sebuah acara besar yang melibatkan partisipasi dari berbagai kelompok dan komunitas di Bali. Festival Layangan menjadi momen penting untuk mempertunjukkan seni kreatif dalam membuat dan mengendalikan layangan, serta merayakan kekayaan budaya dan warisan masyarakat Bali.
Sekarang, Festival Layangan di Bali telah menjadi salah satu acara budaya yang sangat dinantikan oleh masyarakat setempat serta wisatawan dari berbagai belahan dunia. Acara ini tidak hanya menjadi perayaan tradisi dan kebudayaan Bali, tetapi juga menjadi ajang untuk mempromosikan pariwisata dan mengenalkan keindahan dan kekayaan budaya pulau Bali kepada dunia.
Festival Layangan atau "Bali Kite Festival" adalah acara budaya yang menarik di Bali.
Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang festival ini:
1.Tradisi Turun-temurun: Festival Layangan di Bali merupakan tradisi yang telah berlangsung turun-temurun selama berabad-abad. Acara ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian penting dari kebudayaan masyarakat Bali.
2.Makna dan Simbolisme: Layangan dalam budaya Bali memiliki makna dan simbolisme yang dalam. Layangan dianggap sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan para dewa dan leluhur, serta sebagai simbol harapan dan doa untuk panen yang baik dan keberuntungan.
3.Berbagai Jenis Layangan: Peserta festival membuat dan membawa berbagai jenis layangan, termasuk layangan tradisional berbentuk unik seperti ikan pari, burung Garuda, dan bahkan bentuk karakter tokoh-tokoh mitologi Bali.
4.Upacara Pembukaan: Festival Layangan diawali dengan upacara pembukaan yang melibatkan para pendeta Hindu yang memohon restu dan keselamatan dari para dewa sebelum memulai acara.
5.Lomba dan Kompetisi: Selama festival, diadakan berbagai lomba dan kompetisi untuk memilih layangan terbaik dalam berbagai kategori, seperti ukuran, desain, dan kreativitas.
6.Keramahtamahan Bali: Festival Layangan adalah saat yang baik untuk merasakan keramahtamahan masyarakat Bali. Para peserta dan pengunjung disambut dengan ramah dan hangat oleh penduduk setempat.
7.Budaya dan Musik: Selain pertunjukan layangan, festival ini juga menampilkan berbagai pertunjukan seni dan budaya Bali, seperti tarian, musik, dan pameran kerajinan tangan.
8.Menyemarakkan Pantai Sanur: Festival Layangan biasanya diadakan di Pantai Sanur, yang menjadi latar belakang yang indah dan menarik selama acara. Pantai ini menjadi tempat yang hidup dan ramai selama festival berlangsung.
9.Menarik Wisatawan: Festival Layangan menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal dan internasional. Pengunjung dapat menikmati pertunjukan layangan yang spektakuler sambil merasakan kebudayaan dan keramahan masyarakat Bali.
Festival Layangan di Bali adalah perayaan yang unik dan menarik, yang menggabungkan keindahan seni layangan tradisional dengan semangat budaya dan kearifan lokal. Acara ini memberikan pengalaman budaya yang berharga dan menjadi salah satu acara yang dinantikan oleh masyarakat setempat serta wisatawan yang mengunjungi pulau Bali.
Ini adalah cuplikan festival layangan yang di laksanakan di Pantai Padang Galak Kesiman yang kami dapatkan dari tiktok Balikami:
@balikami.com Dewan Juri Pada Feetival Layangan Bali 2023 “Bayu Segara Kerthi” Yang di adakan pada hari ini sampai tanggal 23 Juli 2023 📍Pantai Padang Galak Kesiman #balikami #balikamicom #layanglayangbali ♬ suara asli - nakbalilampung
0 Komentar